Selasa, 14 Desember 2010

laporan lengkap pemeliharaan mencit

PENDAHULUAN
Latar Belakang
.           Reproduksi merupakan proses dimana makhluk hidup berusaha memperbanyak keturunan agar dapat mempertahankan kehidupn dan generasinya mendatang. Proses reproduksi diperkirakan sudah sejak manusia hadir di dunia, tetapi perkembangan pengetahuan tentang reproduksi sangat lambat dibandingkan perkembangan pengetahuan mengenai alat-alat tubuh lainnya. Hal ini disebabkan karena unsure-unsur reproduksi memerlukan alat-alat yang rumit untuk dipelajari dan kejadian- kejadian reproduksi memerlukan waktu lama untuk diikuti.
            Hormon adalah zat organik yang dihasilkan oleh sekelompok sel –sel dalam badan dan dirembeskan ke dalam sirkulasi darah dengan jumlah yang sangat kecil dan dapat merangsang sel – sel tertentu dalam badan untuk berfungsi. Hormon yang berfungsi mengatur proses reproduksi sanagt baru dibandingkan dengan penemuan zat organik lainnya yang mengatur proses fisiologi alat tubuh lain dalam tubuh.
            Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan merupakan mamalia kedua terbanyak setelah manusia. Penelitian terhadap mencit mengenai pertumbuhan dan  reproduksinya  jauh lebih mudah dibandingkan hewan lain. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya peraktikum ini.
             
Tujuan dan Kegunaan            
            Tujuan dari praktikum mengenai Pertumbuhan yaitu untuk melihat pertumbuhan dari mencit melalui pertambahan berat badannya, dan reproduksi yang terjadi serta factor-faktor yang mempengaruhinya seperti pemberian pakan dengan kadar protein yang berbeda-beda.
            Kegunaannya dari praktikum ini adalah  agar dapat mengetahui yaitu dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan mekanisme kerja dan fungsi hormon pada mencit betina dan jantan.










TINJAUAN PUSTAKA
A.    Klasifikasi Mencit
Menurut Anonima (2010), menyatakan bahwa klasifikasi ilmiah pada mencit atau tikus putih yaitu:
Kerajaan: Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Mammalia
Ordo:
Rodentia
Famili:
Muridae
Upafamili:
Murinae
Genus:
Mus
Spesies: Mus  musculus
Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan (Anonima, 2010).
Mencit merupakan hewan yang jinak, lemah, mudah ditangani, takut cahaya dan aktif pada malam hari. Pada umumnya mencit sangat senang berada pada belakang perabotan jika dipelahara atau berkeliaran di rumah. Mencit yang dipelihara sendiri makannya lebih sedikit dan obotnya lebih ringan dibanding yang dipelihara bersama-sama dalam satu kandang, kadang-kadang mempunyai sifat kanibal. Terlebih jika makanan yang dibutuhkannya telah habis sehingga mereka merasa sangat kelaparan (Yuwono dkk, 2009).
Mencit adalah hewan pengerat yang banyak terdapat disawah dan merupakan hama bagi petani. Ciri khas dari mencit yaitu kulit, rambut tidak berpigmen sehingga warnanya putih, mencit lebih tahan lama terhadap penyakit dan lebih jinak. Semua hewan termasuk mencit dapat tumbuh lebih cepat pada waktu masih muda, sejak terjadinya pembuahan, sampai lahir dan sampai mendekati dewasa tubuh, kecepatan pertumbuhan semakin berkurang dengan bertambahnya umur dan akhirnya pertumbuhan terhenti (Anonimb, 2010).





B.     Jenis- Jenis Pakan
pakan yang dibuat murni sangat penting untuk hewan pengerat atau peliharaan  sebab mengandung bermacam – macam sumber gizi dalam bentuk murni, sumber karbohidrat yang dapat disediakan sebagai disakarida yaitu pati, sumber lemak berupa lemak nabati dan mineral sebagai sumber garam – garaman. ahwa oleh sebab itu, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas makanan mencit yaitu makanan mudah dicerna, enak dan mencit mau mengkonsumsinya (Tilman, 1996).
Bahan pakan untuk mencit harus kering sebelum disimpan agar tidak cepat rusak dan untuk mengurangi kecepatan pertumbuhan cendawa atau jamur. Sehingga pakan yang dibutuhkan mencit dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama. Waktu serta dana pada akhirnya dapat lebih efesien yang digunakan selama pemeliharaan mencit (Tilman,1996).







C.     Jumlah Kelahiran Mencit/ umur kebuntingan
mencit (mus musculus) menghasilkan jumlah anak yang cukup banyak sekitar 5-10 lebih/ekor dalam satu melahirkan. Pada kelahiran ternak diawaliu dengan dengsan peningkatan yang drastic dalam sekresi/kortisol dari kortek adrena dimana cortiso fetus bekerja untuk meningkatkan konfersi progesterone sehingga menghasilkan besarnya nisbah pada estrogen terhadap progesterone pada darh induk, sehingga pada saat melahirkan akan menghasilkan jumlah anak yang cukup banyak. Berat pada mencit (Mus musculus) umur 4 minggu mencapai 18-20 gram berat dewasa untuk jantan yaitu 20-40 gram sedangkan pada betina 18-35 gram tapi krcepatan tubuhnya mengalami pertambahan berat badan 1 gram/ hari (Martijo, 1992).
Tikus  bisa  hamil sedini 4 minggu. Namun, luar biasa keras pada mereka jika mereka lakukan.. Jangan pernah berkembang biak mouse anda yang muda, tidak peduli apa. Selain itu, pastikan Anda terpisah bayi Anda (laki-laki dari perempuan) pada usia 4 minggu jadi ini tidak terjadi. Hal ini umumnya dianjurkan untuk
menunggu sampai betina adalah 12 minggu atau lebih tua sebelum ia dibiakkan untuk sampah pertama. cepat adalah buruk bagi ibu dan bayi. Hal ini dapat menyebabkan tikus yang lemah serta tikus hidup lebih pendek (Martijo, 1992).




D.    Pemberian Pakan pada Mencit
Proses pemeliharaan sangat baik  disebabkan manajemen pemeliharaan dalam hal ini pemberian pakan yang teratur, sehingga kebutuhan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan atau pertumbuhan mencit terpenuhi. Oleh karena itu,  pemberian jenis pakan dan level protein yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi pertumbuhan mencit. Pertambahan bobot badan yang terjadi selama berlangsungnya proses pemeliharaan sangat baik (Anonimb, 2010).
bahwa pertumbuhan berat badan mencit (Mus musculus) yang normal untuk tiap harinya adalah 1 gr/ekor/hari. Hal ini juga terkait dengan konsumsi pakan yaitu dengan konsumsi pakan yaitu dengan konsumsi pakan untuk tiap harinya adalah 10 gr/ekor/hari akan meningkatkan pertumbuhan berat badan tiap harinya sebesar 1 gr/ekor/hari. Berat pada mencit (Mus musculus) umur 4 minggu mencapai 18-20 gr berat dewasa untuk jantan 20-40 gr sedangkan pada betina 18-35 gr tapi kecepatan tubuhnya mengalami pertambahan berat badan 1 gram/ hari (Martijo, 1992).
Kebutuhan pakan bagi seekor mencit tiap harinya kurang lebih sebanyak 10% dari bobot tubuhnya jika pakannya berupa pakan kering. Kualitas makanan yang baik dapat diperoleh dengan membuatnya, biasanya dalam bentuk pellet dan setiap harinya
seekor mencit dewasa dapat memakan 3-5 gr makanan dan kalau mencit yang sedang bunting atau menyusui, akan makan lebih banyak. Sedangkan kebutuhan minum seekor mencit setiap hari kira – kira 15 – 30 ml air  (Farah,  2010).
Jumlah konsumsi pakan yang dimakan sangat berpengaruh pada suhu lingkungan, dimana suhu lingkungan dingin jumlah konsumsi pakannya akan tinggi begitupun sebaliknya pada suhu panas, serta keadaan ternak atau mencit saat masa kebuntingan akan mengkonsumsi pakan banyak yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas mencit, dimana proses penyediaan zat – zat nutrisi selama terjadi pembelahan pada masa kebuntingan akan mempengaruhi pertumbuhan yang terjadi pada periode menyusui pada mencit betina (Farah,  2010).









METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
            Praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai Mencit yang dilaksanakan pada  tanggal 9 Agustus sampai 17 Oktober 2010, bertempat di Animal Center Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan pada praktikum mengenai pertumbuhan adalah spoit (1 ml) beserta jarumnya, box mencit botol mizone, pipet tetes,  dan timbangan.
            Bahan yang digunakan yaitu sekam gergaji, mencit jantan, mencit betina, dan vitamin B kompleks.
Prosedur Kerja
            Memberikan makanan berupa pakan dengan persentase protein 20% pada mencit dua kali sehari secara rutin selama 2 bulan sebanya 22,23 gr/hari. Kemudian menambah air jika air pada botol mulai kurang. Lalu menimbang kedua mencit  sekali seminggu. Menimbang berat pakan yang tersisa setiap hari.
            Menggantikan sekam pada box mencit jika sekamnya mulai berbau dan basah agar mencit nyaman di dalam box. Sehingga pertumbuhan dan kebuntingan berjalan dengan lancar.


Analisa Data
            Konsumsi Pakan = Bpakan awal  - Bsisa

            Pertambahan Bobot Badan = BBawal - BBakhir
                                                                         T
            Konversi Pakan = Pertambahan Bobot Badan
                                                  Konsumsi pakan
                                          











HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Konsumsi Pakan
Tabel 1.  Jumlah Konsumsi Pakan / Minggu
Waktu (Minggu)
Konsumsi Pakan (Gr/ minggu)
I
II
III
IV
156,2
110,70
170,05
188,05
Σ
625
X
156.25
Sumber: Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.
            Berdasarkan tabel 1, maka dapat diketahui bahwa rata – rata konsumsi pakan perminggu yaitu 156,25 gr/minggu. Hal ini menunjukkan bahwa junlah konsumsi pakan yang dimakan sangat berpengaruh pada suhu lingkungan, dimana suhu lingkungan dingin jumlah konsumsi pakannya akan tinggi begitupun sebaliknya pada suhu panas,  serta keadaan ternak atau mencit saat masa kebuntingan akan mengkonsumsi pakan banyak yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas mencit.  Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2010), yang mengatakan bahwa konsumsi pakan pada ternak sangat dipengaruhi keadaan dan suhu lingkungan serta banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi perkembangan dan produktivitas terhadap ternak untuk memenuhi penyediaan zat – zat nutrisi selama terjadi pembelahan pada masa kebuntingan  dan selama periode menyusui pada mencit betina.
            Kebutuhan pakan bagi seekor mencit tiap harinya kurang lebih sebanyak 10% dari bobot tubuhnya jika pakannya berupa pakan kering.  Hal ini sesuai dengan pendapat Smith (1988), yang menyatakan bahwa kebutukan pakan bagi seekor mencit setiap harinya kurang lebih 10% dari bobot badannya, jika pakan tersebut berupa pakan kering.  Dan kebutuhan minum seekor mencit setiap hari kira – kira 15 – 30 ml air.







B.  Pertambahan Bobot Badan
Tabel 2.  Jumlah Pertambahan Bobot Badan / Minggu
Waktu (Minggu)
Bobot Badan (gr/ minggu)
I
II
III
IV
20
40
40
30
15
40
30
40
Σ
130
125
X
32.5
31.25
Sumber : Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.
            Berdasarkan tabel 2, maka dapat diketahui pertambahan bobot badan mencit menunjukkan adanya pertumbuhan yang cukup baik dimana dilihat rata – rata pertumbuhan bobot badan pada jantan adalah 32.5 gr/minggu dan pada betina adalah 31.25 gr/minggu.  Banyak faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan dari mencit yaitu salah satunya faktor makanan dan protein yang terkandung dalam pakan tersebut serta faktor lingkungan tempat hidup yang sangat baik.  Pada  mencit diberikan pakan dengan kandungan protein 20% dan EM 2000 kkal/kg sehingga pertumbuhan dan kualitas susu pada mencit betina selama periode menyusui sangat bagus.   Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2006), yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan dari mencit yaitu sekitar 0,09 gr/hari atau 0,63 gr/minggu.  Keragaman dalam kuantitas dan kualitas susu menimbulkan perbedaan tingkat pertumbuhan spesies selama periode menyusui, pemberian makanan yang cukup menyebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi serta lingkungan tempat hidup yang baik.
            Perkembangan bobot badan sebagian besar disebabkan oleh pakan yang dikonsumsi adalah pakan dengan kadar protein 20% yang pas bagi mencit selain itu, kandungan nutrisi yang dibutuhkan mencit ada pada pakan yang dikonsumsinya tiap hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2010), yang menyatakan bahwa rata-rata kadar protein yang baik untuk pencampuran mencit adalah 20-23% protein.

           







PENUTUP
Kesimpulan
            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
A.  Konsumsi pakan
            Mencit mengkonsumsi pakan rata – rata 156,25 gram perminggu untuk 2 ekor mencit dan hal tersebut adalah normal.
B.  Pertambahan Bobot Badan
            Pertambahan bobot badan pada mencit jantan yaitu rata – rata 32,25 gram perminggu sedangkan untuk betina adalah 31,24 gram perminggu.  Faktor makanan sangat mempengaruhi pertambahan bobot badan pada mencit.
Saran
            Saran saya untuk laboratorium adalah dapat melengkapi atau menyediakan alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum, agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
            Saran saya untuk asisten adalah dapat memberika arahan kepada praktikan dalam membuat laporan dan tidak mempersulit praktikan pada waktu asistensi.




DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. Definisi Mencit. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit, Diakses pada tanggal 23 Oktober 2010.

Anonimb. 2010. Jenis Pakan Untuk Mencit. http://riluryfovermin. Blogspot .com/2010/10/mencit.html, Diakses pada tanggal 23 Oktober 2010.
Farah, A. 2010. Mencit. http://amirafarah.blogspot.com / (Diakses Tanggal 27 April 2010).
Martijo. 1992. Kesehatan dan Kemampuan Adaptasi Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Smith dan Soesanto.  1988.  Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis.  Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sonjaya, H.  2006.  Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar.  Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar

Tillman, A.D.  1998.  Ilmu makanan Ternak Dasar.  Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
.
Yuwono, dkk. 2009. Mencit strain CBR Swiss Derived. Pusat Penelitian Penyakit Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

.




LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TERNAK
PEMELIHARAAN MENCIT






NAMA                               : Budiman Tandiabang
NIM                                    : I111 09 001
ASISTEN                           : MUH. AMIN
KELOMPOK                     : I (satu)


JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
PEMBAHASAN
A.    Pertambahan Berat Badan
Tabel 1. Jumlah Pertambahan Berat Badan / minggu
Waktu (minggu)
Berat badan (gr/minggu)
I
20
15
II
20
25
III
30
30
IV
35
30
V
35
30
jumlah
140
130
Rata-rata
28
26
Sumber : Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui pertambahan bobot badan mencit menunjukkan adanya pertumbuhan yang cukup baik dimana dilihat rata – rata pertumbuhan bobot badan pada jantan (♂) 28 g/minggu dan betina (♀) 26 g/minggu. Banyak faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan dari mencit yaitu salah satunya faktor makanan dan protein yang terkandung dalam pakan tersebut serta faktor lingkungan tempat hidup yang sangat baik.  Pada  mencit diberikan pakan dengan kandungan protein 16% dan EM 1000 kkal/kg sehingga pertumbuhan dan kualitas susu pada mencit betina selama periode menyusui sangat bagus.   Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan dari mencit yaitu sekitar 0,09 gr/hari atau 0,63 gr/minggu.  Keragaman dalam kuantitas dan kualitas susu menimbulkan perbedaan tingkat pertumbuhan spesies selama periode menyusui, pemberian makanan yang cukup menyebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi serta lingkungan tempat hidup yang baik.
            Perkembangan bobot badan sebagian besar disebabkan oleh daging dan tulang, sedangkan lemak hanya sedikit.  Hal ini sesuai dengan pendapat Yasin (1988), yang menyatakan bahwa pada waktu hewan baru lahir perkembangan bobot badan sebagian besar disebabkan oleh daging dan tulang, sedangkan lemaknya hanya sedikit.  Setelah mendekati dewasa, pertambahan berat badan atau otot akan turun, pertambahan tulang hampir tidak ada dan lemak sangat meningkat.

PENUTUP
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pertambahan berat badan rata-rata pada mencit jantan (♂) yaitu 4 gr/minggu, sedangkan pada betina (♀) yaitu 3.71 gr/minggu. Faktor makanan pada mencit sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pertambahan berat badan pada mencit.
2.      Mencit merupakan hewan yang jinak, lemah, mudah ditangani, takut cahaya dan aktif pada malam hari; mencit yang dipelihara sendiri makannya lebih sedikit dan obotnya lebih ringan dibanding yang dipelihara bersama-sama dalam satu kandang, kadang-kadang mempunyai sifat kanibal
3.      Kapasitas produksi Mencit mencapai umur dewasa sangat cepat yaitu 42 hari, masa kebuntingannya sangat pendek 19-21 hari dan berulang-ulang dengan jumlah anak yang banyak pada setiap kebuntingan. Mencit (Mus musculus) termasuk hewan politekus atau hewan yang memiliki banyak tokus, artinya dalam sekali melahirkan dapat berproduksi anak maksimal 18 ekor.
4.      Pemeliharaan mencit harus menggunakan box mencit atau (kandang mencit) yang telah disiapkan, dengan memberikan serbuk gergaji sebagai alas. Kandang mencit harus selalu diperhatikan kebersihannya, terutama pergantian serbuk gergaji yang dilakukan minimal sekali dalam seminggu, serta box mencit juga dibersihkan.
5.      Konsumsi pakan yang terjadi selama pemeliharaan berlangsung terlalu tinggi, hal ini disebabkan karena temperatur kandang yang rendah akibat musim penghujan yang sedang berlangsung.
Saran
            Untuk Laboratorium Aneka Ternak, memperhatikan kebersihan kandang agar sanitasi ternak terlindungi. Untuk ternak lainnya juga dilengkapi agar nama laboratorium sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Alat-alat di laboratorium juga mohon dilengkapi seperti timbangan.
            Untuk asisten, tepat waktu dan konsistensi terhadap waktu. Berikan nuansa baru setiap praktikan ingin asistensi mencit atau saat praktikan memberi pakan terhadap mencit agar praktikan tidak bosan.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengaruh Kuinakrin Dan Klorokuin Terhadap Penampilan Reproduksi Mencit (Mus musculus) Swiss Webster Betina. http://digilib.sith.itb.ac.id/go.php.
Anonima. 2009. Mus Musculus.  www.google.co.id/wordanimal/mus-muskulus/
Anonimb. 2009. Pengaruh Penggunaan Membran Plasma Spermatozoa Kambing Sebagai Imunokontrasepsi Terhadap Biometri ,Alat Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina. http:www.adln.lib.u
Anonimc. 2009. Teknik Produksi Antibodi Monoklonal. http://kampungternak. blogspot. com/ teknik-produksi-antibodi-monoklonal.html.
Bob. 2004. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Proyek dan Peningkatan Mutu tenaga Kerja Pendidikan, Jakarta.
Handayani, dkk. 2009. Respon terhadap Antigen Protektif  Vaksin Pertusis Seluler dan Aseluler pada Mencit.  Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Jasin. 1992. Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lancer, P.D. 2006. Ekosistem dari Hewan Pengerat. Liberti, Bandung.
Martijo. 1992. Kesehatan dan Kemampuan Adaptasi Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sardjono. 2006. Patologi Vertebrata.  Bumi Aksara, Jakarta.
Smith. 1998. Pertumbuhan dan Perkembangan Mencit. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sonjaya. 2008. Bahan Ajar Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Yuwono, dkk. 2009. Mencit strain CBR Swiss Derived.  Pusat Penelitian Penyakit Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Lampiran 1. Dokumentasi
Mencit (Mus musculus)                                   serbuk gergaji (sekam)
Kotak [pemeliharaan                           botol minuman


Lampiran 2. Perhitungan

1.      Konsumsi Pakan
Minggu I
            KP = 260 – 143 = 117 gr/kandang berarti 58,5 gr/ekor/minggu
Minggu II
            KP = 280 – 124 = 156 gr/kandang berarti 78 gr/ekor/kandang
Minggu III
            KP = 280 – 95 = 185 gr/kandang berarti 92,5 gr/ekor/kandang
Minggu IV
            KP = 280 – 117 = 163 gr/kandang berarti 81,5 gr/ekor/kandang







2.      Pertambahan Berat Badan
Minggu I
      Untuk jantan                                            
                      
Minggu II
      Untuk jantan                                            
             
Minggu III
      Untuk jantan                                            
                
Minggu IV
      Untuk jantan                                            
                
Minggu V
      Untuk Jantan                                            
     
3.      Konversi Pakan
Minggu I
      Untuk Jantan                                            
           
Minggu II
      Untuk Jantan                                            
                    
Minggu III
      Untuk Jantan                                            
                  
Minggu IV                                                                 
     
D.    Perkembangan Mencit (Mus musculus)
Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan, pertumbuhan dilukiskan sebagai proses pertambahan bobot sejalan dengan bertambahnya waktu (umur); sedangkan perkembangan adalah penggantian bentuk, penyusunan komponen tubuh panca indra dan fungsi organ tubuh. Pada umumnya berat lahir mencit sekitar 1 gram; berat lahir tergantung pada jenis (strain) mencit. Setelah 4 hari rambut mulai tumbuh di sekujur tubuhnya, terutama misai yang jelas terlihat, pada 5 hari seluruhnya sudah terlihat putih. Pada umur 10 hari daun telinga membuka, bagian tubuh lainnya seperti puting susu dan alat kelamin luar menjadi jelas kelihatan. Pada umur 12 hari mata mulai membuka dan anak-anak mencit aktif lari berkeliling-keliling. Pada umur 13-14 hari mencit selain minum susu induk mulai memakan makanan padat (pellet) dan mulai belajar minum dari botol. Pada umur 16 hari sudah dapat disapih, tetapi penyapihan sebaiknya dilakukan umur 21 hari. Berat sapih umumnya sekitar 8-12 gram (Yuwono dkk, 2009).
            Pertumbuhan berat badan mencit (Mus musculus) yang normal untuk tiap harinya adalah 1 gr/ekor/hari.  Hal ini juga terkait dengan konsumsi pakan yaitu dengan konsumsi pakan yaitu dengan konsumsi pakan untuk tiap harinya adalah 10 gr/ekor/hari akan meningkatkan pertumbuhan berat badan tiap harinya sebesar 1 gr/ekor/hari. Berat pada mencit (Mus musculus)  umur 4 minggu mencapai 18-20 gr berat dewasa untuk jantan 20-40 gr sedangkan pada betina 18-35 gr tapi kecepatan tubuhnya mengalami pertambahan berat badan 1 gram/ hari (Martijo, 1992).
 Mencit liar bersifat omnivorus yaitu pemakan segala macam makanan. Makanan yang diberikan di laboratorium berupa pelet yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, air vitamin dan mineral. Temperatur ruangan untuk pemeliharaan mencit berkisar antara 20-25° C. Mencit dapat dipelihara dengan baik pada temperatur 70- 80° F. Kelembaban ruang tersebut berkisar 45-55%. Dalam menentukan kandang bagi hewan percobaan harus diperhatikan beberapa hal; yaitu kandang harus kuat, kokoh, terbuat dari bahan tahan karat, tahan lama serta tahan panas. Hewan dapat melakukan aktifitasnya dengan normal (Yuwono dkk, 2009).
Siklus birahi pada mencit yaitu berkisar antara 4-5 hari sedangkan kesuburan maksimal mencit yaitu pada umur 100-300 hari, siklus birahi yaitu antara 4-5 hari, lama kebuntingan antara 19-21 hari, jumlah anak pada perkelahiran 8-12 ekor, dan bobot lahir 2 gram. Walaupun mencit betina mulai birahi pada umur 28-40 hari, namun mencit tersebut baru mau kawin pada umur lebih dari 50 hari (20-20 gram berat badan) karena bila dikawinkan terlalu muda atau terlalu tua (lebih dari 10 minggu), akan mengurangi fertilisasi. Umur mulai kelamin dewasa dipengaruhi oleh galur, tingkat pertumbuhan, kualitas nutrisi, siklus estrus tersebut berlangsung 4-5 hari (Smith,1998).





E.     Kematangan Alat Reproduksi Mencit (Mus musculus)
Mencit mencapai dewasa kelamin 3,5-4 minggu, atau dapat dikatakan bahwa  dewasa kelamin dicapai pada umur 35-40 hari. Namun ada pula yang mengatakan bahwa dewasa kelamin terjadi pada umur 6-8 minggu , atau pada umur 2 bulan, tergantung strain nya (Yuwono dkk, 2009).
Mencit yang telah dewasa dan siap dikawinkan mempunyai bobot jantan 28 gram, betina 20-25 gram. Kebuntingan antara 17-22 hari, rata-rata 21 hari Mencit termasuk hewan polioestrus, siklusnya berlangsung setiap 4-5 hari sekali, lamanya birahi antara 9-20 jam, estrus terjadi 20-40 jam setelah partus.  Penyapihan dapat menginduksi estrus dalam 2-4 hari. Cara perkawinan mencit berdasarkan rasio jantan dan betina dibedakan atas monogamus, triogamus dan harem. Sistem Monogamus terdiri dari satu jantan dan satu betina, triogamus terdiri dari satu jantan dan dua betina dan harem satu jantan lebih dari tiga betina dalam satu kandang (Yuwono dkk, 2009).
            Pada beberapa jenis ternak yang hidup didaerah berikilim subtropics, siklus birahi (astrus) hanya terjadi selama musim kawin dan peride bukan musim kawin ternak betina dalam keadaan enastrus (tidak birahi). Pada sejumlah mamalia, proses reproduksi terjadi selama satu periode terbatas dalam setahun, seperti pada sebagian  besar hewan menyusui. Estrus adalah keadaan fisiologi hewan betina yang siap menerima perkawinan dengan jantan. Siklus birahi dibagi dua fase fasu luteal dan fase folikel Pada fase luteal dan fase folikel. Pada fase luteal dicirikan oleh aktifnya korpus luteum yang mensekresikan progesterone pada level yang tinggi sedangkan LH dan FSH rendah. Pada fase folikel diawali pada saat corpus luteum lisis, kadar progerteron menurun dan pertumbuhan folikel mulai aktif dan ,mensekresikan secara bertahap estrogen sesuai dengan perkembangan populasi folikel. Peningkatan estrogen akan menimbulkan terjadinya  tingkahlaku birahi dan control umpan balik positif terhadap hipotalamus dan hipofisia yang berdampak meningkatkan pulsaliti LH dan kadar FSH sampai terjadi evolusi (Sonjaya, 2008).
            Pada mencit (mus musculus) menghasilkan jumlah anak yang cukup banyak sekitar 5-10 lebih/ekor dalam satu melahirkan. Pada kelahiran ternak diawali dengan dengsan peningkatan yang drastis dalam sekresi/kortisol dari kortek adrenal dimana cortiso fetus bekerja untuk meningkatkan konfersi progesteron sehingga menghasilkan besarnya nisbah pada estrogen terhadap progesterone pada darah induk, sehingga pada saat melahirkan akan menghasilkan jumlah anak yang cukup banyak (Smith, 1998).
Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya.
1. Fase Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” , hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz - 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan (A.Tamyis, 2008).
Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya. Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus (A.Tamyis, 2008)
2. Fase Metestrus
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (A.Tamyis, 2008).
3. Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (A.Tamyis, 2008).
4. Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (A.Tamyis, 2008)


F.     Kapasitas Produksi Mencit (Mus musculus)
Menurut Anonimb (2009) dengan menggunakan mencit uji, mempelajari efek dari zat kimia penghambat hormon endokrin ini (hormone yang banyak ditemukan pada botol plastic dan container pestisida dan elektronik). Senyawa ini menyebabkan mencit dilahirkan dengan berat badan yang sangat ringan dan kemudian secara abnormal meningkat drastis dalam waktu singkat. Hanya dalam 7 hari, berat badannya menjadi dua kali lipat. Beliau juga mengamati perkembangan mencit ini hingga dewasa dan menemukan bahwa mencit ini mengalami kegemukan di sepanjang hidupnya. 
Mencit donor berumur satu hari dibunuh dengan cara dekapitasi, rongga perut dibuka dan ovarium diambil menggunakan pinset halus. Karena sangat kecil, ovarium umur satu hari dapat diidentifikasi dengan warna putih susu, terletak tepat di lateral ginjal. Cara lain menemukan lokasi ovarium adalah menelusurinya dari kornua uteri ke arah ginjal dan ovarium terletak di ujung dari kornua uteri. Setelah diambil, ovarium donor ditaruh di dalam larutan NaCl fisiologis dingin sampai dilakukan transplantasi. (Anonimb, 2009).
Kapasitas produksi Mencit mencapai umur dewasa sangat cepat yaitu 42 hari, masa kebuntingannya sangat pendek 19-21 hari dan berulang-ulang dengan jumlah anak yang banyak pada setiap kebuntingan. Mencit (Mus musculus) termasuk hewan politekus atau hewan yang memiliki banyak tokus, artinya dalam sekali melahirkan dapat berproduksi anak maksimal 18 ekor (Jasin, 1992).
Ovarium dibagi dalam dua kelompok, sebagian dibiarkan tetap memiliki bursa ovari (kelompok dengan bursa, 17 ovarium, satu ovarium hilang saat pengerjaan) sedangkan sebagian lagi dibersihkan dari bursa ovari (kelompok tanpa bursa, 18 ovarium). Penghilangan bursa ovari dilakukan menggunakan jarum 27 G dengan pengerjaan di bawah pengamatan mikroskop inverted dengan pembesaran empat kali (Sonjaya, 2008).
Mencit resipien terdiri dari sembilan ekor menerima allotransplantasi ovarium dengan bursa, sembilan ekor menerima allotransplantasi ovarium tanpa bursa, dan sembilan ekor menerima autotransplantasi ovariumnya sendiri (kontrol). Sebelum transplantasi, mencit resipien dibius dengan menggunakan 0,3 mg xylazine (0,02 ml) secara intraperitoneal dan 1,5 mg ketamin (0,02 ml) secara intra muskular. Transplantasi ovarium di subkapsula ginjal dilakukan seperti yang telah dilaporkan oleh penulis sebelumnya (Sonjaya, 2008).
Jenis manifestasi klinis seperti abortus,lahir pramatur, IUGR, lahir mati lahir dan cacat. Selain status kekebalan hospes, tingkat virulensi  parasit penyebab infeksi sangat menentukan manifestasi klinis yang timbul. Berbagai virulensi yang tinggi, menengan dan rendah. Infeksi pathogen intraseluler termasuk teksoplsma gondi memicu sekresi berbagai jenis tokon proinflamasi (Thl) sepert TNFo, 11-12 dan IFNy. Hal ini bertujuan untuk melawan phatogen yang bersangkutan (Sardjono,2006).

Secara ringkas, ovarium resipien diambil melalui bidang sayatan di daerah punggung, kemudian ginjal dikeluarkan dengan cara menekan perut bagian ventral sampai ginjal keluar melalui bidang sayatan. Setelah ginjal berada di luar, kapsula ginjal dicubit dan dibuat sayatan tanpa melukai korteks ginjal, lalu ovarium donor yang telah disiapkan atau ovariumnya sendiri (kelompok kontrol) disisipkan ke bawah kapsula ginjal menggunakan pinset halus melalui bidang sayatan. Ovarium didorong menjauhi bidang sayatan agar tidak lepas keluar dari kapsula. Setelah itu, ginjal dikembalikan ke dalam rongga abdomen. Hal yang sama dilakukan pada ovarium dan ginjal yang satunya. Setelah selesai, kulit daerah punggung dijahit dan diberi antibiotik untuk persembuhan (Handayani dkk, 2009)
Jenis manifestasi klinis seperti abortus, lahir pramatur, IUGR, lahir mati lahir dan cacat. Selain status kekebalan hospes, tingkat virulensi  parasit penyebab infeksi sangat menentukan manifestasi klinis yang timbul. Berbagai virulensi yang tinggi, menengan dan rendah. Infeksi pathogen intraseluler termasuk teksoplsma gondi memicu sekresi berbagai jenis tokon proinflamasi (Thl) sepert TNFo, 11-12 dan IFNy. Hal ini bertujuan untuk melawan patogen yang bersangkutan (Sardjono, 2006).









METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai Pertumbuhan  dilaksanakan  setiap hari mulai hari Senin,  9 Agustus 2010 sampai pada hari Kamis, 7 Oktober 2010  pukul 07.00 WITA dan 16.00 WITA sampai selesai, di Laboratorium Aneka Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kandang (box pemeliharaan), botol air minum, pipet tetes, spoid (1 cc), rak box, sapu, skop sampah dan timbangan.
            Bahan-bahan yang digunakan yaitu mencit (Mus musculus) yang terdiri dari satu jantan dan satu betina, pakan yang terdiri dari jagung, konsentrat broiler, dedak dan kanji, air, vitamin B kompleks, serta serbuk gergaji.
Metode Praktikum
            Sebelum pemeliharaan dimulai terlebih dahulu dilakukan sanitasi kandang serta peralatan yang dibutuhkan dan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Kemudian memberikan alas pada kandang (litter) berupa serbuk gergaji. Memberikan pakan setiap harinya pada pagi dan sore hari sebanyak 20 gr. Memberikan vitamin B kompleks dua kali dalam seminggu serta melakukan penimbangan bobot badan sekali dalam seminggu. Dan tidak lupa mengganti air minum dan sekamnya tiga kali dalam seminggu. Melakukan pemeliharaan selama ± 28 hari dan melihat pertumbuhannya.
Analisa Data
1.      Konsumsi Pakan (KP)
Dimana :
            KP = Konsumsi pakan
            BP = Jumlah pakan yang diberi
            BS = Jumlah pakan yang tersisa

2.      Pertambahan Berat Badan (PBB)
Dimana :
PBB    = Pertambahan berat badan
B1       = Berat badan awal       
B2       = Berat badan akhir
t         = Banyaknya hari dalam seminggu (7 hari)

3.      Konversi Pakan (Konv)