Selasa, 14 Desember 2010

FISIOLOGI TERNAK


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Thermofologi merupakan istilah yang menjelaskan berbagai aspek energi dalam tubuh. Seekor hewan dalam melangsungkan hidupnya akan memproduksi energi hasil metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh digunakan untuk keperluan hidup pokok, produksi atau pertumbuhan. Perubahan energi dalam tubuh merupakan hasil perbedaan antara pertambahan energi dengan kehilangan energi yang biasa dipengaruhi oleh aktivitas hewan, ukuran tubuh, temperatur internal dan karakteristik fisik
Pada organ mulut katak terdapat rambut getar yang berfungsi sebagai proses penelanan makanan. Semakin banyak rambut getar yang terdapat pada organ turut mempengaruhi proses penelanan makanan dalam katak. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukan praktikum tentang kontraksi otot kerangka, thermoregulasi, dan rambut getar untuk mengetahui suhu tubuh manusia pada berbagai kondisi, bentuk-bentuk rambut getar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kontraksi atau aktivitas otot.





Tujuan dan Kegunaan
A.  Thermoregulasi
Tujuan dari praktikum thermoregulasi adalah untuk mengukur suhu tubuh manusia dan katak pada berbagai kondisi.
Kegunaan dari praktikum thermoregulasi adalah agar kita mengetahui cara menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu tersebut.
B.  Rambut Getar
Tujuan dari praktikum rambut getar adalah untuk mengetahui bagaimana gerakan rambut getar serta pengaruhnya terhadap proses menelan serta jenis- jenis rambut getar daam mulut katak.
Kegunaan dari praktikum rambut getar adalah agar kita dapat mengetahui bentuk dan gerakan rambut getar pada katak.





.


METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai Thermoregulasi, dan Rambut Getar, dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 Oktober 2010 pukul 08.00 WITA – sampai selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, thermometer, objek glass, deck glass, pipet tetes, dan gelas.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kapas, tissue roll, katak hijau, larutan ringer, air hangat, dan air dingin.
Metode Praktikum
A.    Thermoregulasi

1. Suhu pada Manusia
Membaringkan seseorang dengan terlentang lalu memasukkan thermometer dalam ketiak dan membiarkannya selama 5 menit, lalu mencatat suhunya. Membersihkan thermometer dengan alkohol dan menormalkannya setelah itu memasukkan dalam mulut orang yang sama lalu membaca skalanya. Kemudian berkumur dengan air dingin selama 3 menit lalu memasukkan kembali thermometer ke dalam mulut lalu membaca skalanya dan mencatatnya. Kemudian menormalkannya kembali thermometer ke dalam mulut selama 3 menit dan mengamati suhu lalu mencatatnya.
B. Gerakan Rambut Getar

Mensterilkan alat-alat terlebih dahulu, lalu mengambil seekor katak dan menelentangkan di atas preparat dengan mengikat tali pada keempat kakinya. Merobek kedua sisi perut katak dengan gunting bedah dan mandibula sejauh mungkin memperhatikan rahang-rahang atas dan gambarannya lengkap dengan bagian-bagiannya. Meneteskan langit-langit dengan larutan ringer dan mengamati daerah mana yang lebih capat bergerak. Mengambil sebagian dari selaput lender dari mulut katak dan meletakkan di atas objek glass lalu meneteskan larutan ringer dan menutupnya dengan deck glass kemudian mengamati di bawah mikroskop.










HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Thermoregulasi

Berdasarkan praktikum mengenai Thermoregulasi pada pengukuran suhu tubuh manusia dan suhu katak, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Thermoregulasi pada Pria dengan Berbagai Perlakuan


kelompok
Perlakuan0c
Mulut
Air dingin
ketiak
Air hangat
1.
37
33
37
38
2.
36,5
33
37
35
3.
36,8
35,9
35
37
4.
37
32
37
39
5.
37,5
34
37
39,5
184,8
167,9
183
188,5
X
36,96
33,58
36,5
37,5
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2010
Bedasarkan pada percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa rata-rata suhu pada manusia (pria)  dengan perlakuan berkumur-kumur  dengan air hangat selama 2menit 37,5oC, dengan perlakuan berkumur-kumur  dengan air dingin selama 3 menit 33,58oC dan pada saat thermometer ditaruh diketiak maka suhunya rata-ratanya adalah 36,5oC. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan homeoterm yang suhu tubuhnya relatif konstan pada berbagai keadaan lingkungan, berbeda dengan poukiloterm yang suhu tubuhnya dipengaruhi lingkungannya. Ini menandakan bahwa suhu manusia hampir sama pada setiap perlakuan karena manusia merupakan atau tergolong homeoterm yaitu suhu tubuhnya tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Apabila suhu lingkungannya menurun maka manusia senantiasa menjaga suhu tubuhnya, hal ini sesuai dengan pendapat Watson(2002), bahwa hewan homeoterm dalam menghadapi perubahan suhu lingkungan cenderung mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan adaptasi atau penyesuaian diri terhadap lingkungan, ada juga mempertahankan suhu tubuhnya karena dia mempunyai kemampuan faal untuk mengontrol suhu tubuhnya, sehingga hewan homeoterm memiliki tingkat adaptasi yang lebih dibanding hewan poikiloterm karena hewan tersebut hanya mampu untuk menyesuaikan diri.





















B.     Thermoregulasi Pada Katak
Berdasarkan praktikum mengenai Thermoregulasi pada pengukuran suhu tubuh katak, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2.        Hasil Pengamatan Thermoregulasi pada Katak dengan Berbagai Perlakuan
Kelompok
Perlakuan (C°)
Normal
Air Hangat
Air Dingin
1
28
29
26
2
28
29
21
3
28
30
24
4
28
29
21
5
2
30
22
å
140
147
114
X
28
29,4
22,8
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2010
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa pada katak suhu rata-rata yang normal adalah 28 oC, dengan perlakuan di bungkus dengan kapas dengan air hangat rata-rata suhunya 29,4oC, dengan perlakuan di bungkus dengan kapas dengan air dingin rata-rata suhunya 22,8 oC . Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2009), yang menyatakan bahwa golongan hewan homeoterm yaitu hewan yang temperature tubuhnya relatif konstan pada berbagai variasi lingkungan sedangkan golongan hewan poikiliterm yaitu hewan yang temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Temperatur suhu tubuh hewan adalah hasil resultase dari pertumbuhan dan pertukaran panas.
C.      Rambut Getar

Berdasarkan hasil praktikum tentang Rambut Getar, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 1. Mulut Katak
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
2
3
Keterangan:
1.     
1
Maxilla
2.      Pallatum Molle
3.     
5
4
Dentes
4.      Palatum Durum
5.     
6
Pharink
6.     
7
Mandibula
7.      Lingua Bivida (lidah)

Preparat      = Katak
Sumber: Data Hasil Prkatikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010
Dari pengamatan secara mikroskopis dapat dilihat adanya pallatum molle dam pallatum durum pada cava oris dan kelenjar lainnya. Kedua pallatum dari katak terdiri dari dua jaringan yaitu jaringan fibrik dan selaput lendir yang mengandung rambut-rambut getar yang membantu dalam proses menelan. Pallatum durum tersusun oleh tajuk-tajuk pallatum, dari sebelah depan tulang maxillaries dan sebelah belakang tersusun oleh tajuk-tajuk pallatum, dari sebelah depan tulang maxillaries dan dibelakang pallatum inter dalam pallatum molle. Hal ini sesuai dengan pendapat suryo, (1995), yang menyatakan bahwa pallatum terdiri dari dua bagian yaitu pallatum durum dan pallatum molle, pallatum durum terdiri atas tajuk-tajuk dari sebelah depan tulang maxillaries dan lebih ke belakang tersiri atas dua bagian pallatum. Pada pallatum juga ditemukan adanya lipatan-lipatan bergantung dan bergerak yang terdiri atas jaringan fibrious yang dikendalikan oleh ototnya sendiri.
Kelenjar ludah yang dihasilakan oleh mulut katak ini dilengkapi oleh rambut getar yang memungkinkan proses pencernaan lebih mudah dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1991), yang menyatakan bahwa untuk memudahkan proses pencernaan pada katak maka dipergunakan dua macam ludah yaitu yang berbentuk cair dan yang berbentuk lendir.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa juga sebagai alat untuk menelan. Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam oesophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kea rah epitel bersilia tersebut. Gerakan rambut getar ini didukung oleh adanya ATP, jumlah rambut banyak sekali. Didukung oleh adanya ATP, terletak pada langit-langit rahang atas terutama pada pallatum. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2009), yang menyatakan bahwa untuk memudahkan proses masuknya makanan ke dalam oesophagus ada rambut
getar pada jaringan epitel yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah di atas epitel bersilia.
Pada rambut getar merupakan suatu selaput lender yang terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. Hal ini sesuai dengan pendapat suryo(1995), yang menyatakan bahwa rambut getar dapat menimbulkan aluran dari cairan saluran mulut dan permukaan dinidng cavum oris.












Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan maka di peroleh hasil sebagai berikut:
Gambar 7. Rambut Getar
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
Sumber : http://www.google.com, 2010.
Berdasarkan data pada table 15 dapat diketahui bahwa rambut getar yang terdapat pada katak yaitu Virticella, dimana strukturnya itu terdapat tangkai dan berbentuk seperti lonceng. Hal ini sesuai dengan pendapat Watson (2002) bahwa Vorticella'''adalah genus protozoa , dengan lebih dari 16 spesies yang dikenal. Mereka berjalan terbalik berbentuk lonceng Ciliata s, ditempatkan di antara peritrich s. Setiap sel memiliki tangkai yang terpisah berlabuh ke substrat, yang berisi kontraktil urat saraf disebut myoneme.
Mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa juga sebagai alat untuk menelan. Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam oesophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kea rah epitel bersilia tersebut. Gerakan rambut getar ini didukung oleh adanya ATP, jumlah rambut banyak sekali. Didukung oleh adanya ATP, terletak pada langit-langit rahang atas terutama pada pallatum. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2009), yang menyatakan bahwa untuk memudahkan proses masuknya makanan ke dalam oesophagus ada rambut getar pada jaringan epitel yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah di atas epitel bersilia.
Rambut getar merupakan suatu selaput lender yang terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. Hal ini sesuai dengan pendapat suryo(1995), yang menyatakan bahwa rambut getar dapat menimbulkan aluran dari cairan saluran mulut dan permukaan dinidng cavum oris.






PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A.    Thermoregulasi
Suhu tubuh pada manusia tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungannya dan tergolong ke dalam hewan endoterm. Sedangkan suhu tubuh pada katak dipengaruhi oleh suhu lingkungan yang ada disekitarnya, dan tergolong ke dalam golongan hewan yang eksoterm.
B.     Rambut Getar
Dapat diketahui bahwa rambut getar yang terdapat pada katak yaitu Virticella, dimana strukturnya itu terdapat tangkai dan berbentuk seperti lonceng.
Saran
Sebaiknya alat-alat di laboratorium yang sudah rusak sebaiknya diganti agar
praktikum dapat berjalan lancar.
Sebaiknya para asisten pada saat praktikum berlangsung dapat membimbing
praktikannya dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA
Guyton, C. R. 1995.  Fisiologi Manusia Edisi Revisi. Penerbit:Buku Kedokteran  EGC. Jakarta.

Sonjaya, Herry. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-Universitas Hasanuddin:Makassar

Suryo. 1995. Biologi Edisi Ke Lima. Penerbit Erlangga. Jakarta

Watson, R. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke dua. ECG. Jakarta.





























Laporan Fisiologi Ternak Dasar
                   

PRAKTIKUM VIII& IX



NAMA                                    : SYAHRUL RAMADHAN
NIM                            : I111 09 266
JURUSAN                  : PRODUKSI TENAK
KELOMPOK             : III
ASISTEN                    : ANDI VIVI NIRAWAN



LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar